Program Makan Gratis, Kenapa dari Utang Lagi?

program makan gratis kenapa dari utang lagi

Pinjaman atau utang apalagi dengan jumlah yang sangat besar sangatlah berbahaya bagi kedaulatan sebuah negara. Utang bisa menjadi celah bagi negara kreditur untuk mengintervensi negara debitur.

Oleh. Maftucha
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.Id-Program makan bergizi gratis (MBG) yang menjadi program andalan presiden terpilih Prabowo Subianto agaknya memang benar-benar akan terealisasikan. Hal ini sebagaimana apa yang telah diumumkan bahwa program MBG akan mulai dilaksanakan pada 2 Januari 2025.

Program besar ini memang belum pernah dilakukan oleh pemerintahan Indonesia sebelumnya. Sayangnya program ini harus bergantung lagi pada utang, kabarnya Cina dan AS memberikan dukungan pada program ini dan akan memberikan bantuan pendanaan alias memberikan utang kepada pemerintah Indonesia.

Program Makan Bergizi Gratis

Sesuai dengan nama program itu sendiri yang tidak memungut biaya apa pun alias gratis, program ini rencana awalnya ditetapkan sebesar Rp71 triliun. Namun, anggaran ini diperkirakan akan membengkak menjadi Rp400 triliun di tahun pertama. Anggaran ini telah masuk pada APBN kabinet Jokowi dan nantinya jumlah anggaran ini bisa berubah mengikuti perkembangan dari program itu sendiri.

Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajat Wibowo menuturkan bahwa Presiden Prabowo kemungkinan akan menaikkan anggaran MBG ini. Jika program ini terealisasi maka anggaran yang akan dikeluarkan oleh Badan Gizi Nasional adalah sebesar Rp1,2 triliun per hari dan sebesar 75 persennya atau Rp800 miliar akan dibelanjakan untuk kebutuhan bahan baku.

Program ini nantinya akan disalurkan kepada 82,9 juta orang yang terdiri dari anak usia sekolah, balita, dan ibu hamil di seluruh Indonesia. Program ini harus mendapatkan perhatian dari semua kalangan agar benar-benar tepat dan tentunya agar tidak terjadi tindakan penyelewengan seperti korupsi.

Dana MBG dari Mana?

Seperti apa yang disampaikan oleh Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Drajat Wibowo bahwa dana MBG ini diambil dari APBN, menurutnya jumlah yang dibutuhkan bisa naik sesuai dengan pendapatan negara. Lalu bagaimana jika APBN tidak cukup? Mengingat program ini membutuhkan dana yang cukup besar dan terkategori dana tidak mengembang. Artinya dana yang dikucurkan langsung habis karena fungsinya yang bersifat pemenuhan kebutuhan pokok.

Akankah utang menjadi solusi kembali? Solusi utang agaknya benar-benar akan dilakukan pemerintah untuk menyukseskan program ini. Hal ini berdasarkan hasil dari lawatan Presiden Prabowo dengan Perdana Menteri Cina Xi Jinping. Kunjungan Prabowo yang berlangsung Ahad, 8-10 November 2024 tersebut telah menghasilkan kesepakatan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU).

Pendanaan ini dimuat dalam "Food Suplementation and School Feeding Programme in Indonesia". Dalam kesepakatan tersebut Cina akan memberikan utang sebesar US$10 miliar atau senilai dengan Rp157 triliun. Utang ini mencakup beberapa sektor dan salah satunya adalah untuk membiayai program MBG ini. (BBC NEWS INDONESIA, 14-11-2024)

Baca: Program Makan Bergizi Gratis

Sungguh sangat menyedihkan! Betapa tidak? Program yang katanya spektakuler tetapi tetap saja mengandalkan utang sebagai dana utama.

Tidak Ada Makan Siang Gratis

Pinjaman atau utang apalagi dengan jumlah yang sangat besar sangatlah berbahaya bagi kedaulatan sebuah negara, utang bisa menjadi celah bagi negara kreditur untuk mengintervensi negara debitur.

Demikian juga utang yang baru saja dinegosiasikan oleh Presiden RI ke-8 ini kepada Cina. Menurut Ekonom Muhammad Andri Perdana pinjaman pasti akan ada timbal baliknya. Bahkan, bantuan hibah juga mempunyai implikasi, entah mempermudah hubungan bilateral maupun foreign policy-nya yang mempermudah Cina.

Sebagaimana yang kita pahami bahwa saat AS dipimpin Donald Trump, Cina sedang bersitegang dengan AS, pajak tinggi yang ditetapkan AS pada barang-barang Cina membuat Cina harus mencari pasar lain dan Indonesia menjadi alternatif yang menjanjikan bagi ekspor barang Cina.

Jika demikian Indonesia akan makin dibanjiri produk-produk dari Cina yang sangat murah. Akibatnya dapat kita prediksi bahwa pengusaha lokal akan semakin kalah dan mengalami kebangkrutan. Tentu ini akan menjadi kerugian bagi ekonomi dalam negeri Indonesia. Selain itu berkaca pada investasi sebelumnya, Cina selalu membuat kesepakatan yang merugikan Indonesia, contohnya pada proyek kereta cepat, Cina meminta agar pekerja dan bahan baku didatangkan dari Cina secara langsung.

Mengandalkan pemasukan negara dari utang sama saja dengan membuka pintu lebar-lebar kepada asing untuk menguasai negara ini. Telah banyak contoh negara-negara yang gagal membayar utang hingga akhirnya aset-aset negara mereka diambil oleh Cina.

Utang, Keniscayaan dalam Sistem Kapitalisme

Seorang pemimpin dikatakan hebat jika dia mampu membawa negara dan rakyatnya menuju peradaban yang unggul. Salah satu unsur pembentuk generasi unggul memang harus didukung dengan generasi yang sehat dan cerdas. Mungkin dalam benak pemimpin yang menggunakan sistem kapitalisme solusi cepat mencerdaskan anak bangsa adalah dengan memberikan makan bergizi dan gratis.

Sayangnya program estafet tersebut tidak dikaji secara mendalam dari mana mereka mendapatkan dana yang begitu besar tanpa harus utang. Alih-alih membawa Indonesia menjadi lebih baik justru menjerumuskan ke dalam jurang yang lebih dalam lagi.

Selain pajak, utang memang menjadi instrumen utama dalam sistem ekonomi kapitalisme. Hal ini dikarenakan sistem kapitalisme tidak memiliki pengaturan terkait harta kepemilikan. Sistem ini memukul rata pengaturan kekayaan alam yang ada untuk dikelola oleh siapa saja yang memiliki modal, sehingga kekayaan yang seharusnya menjadi milik rakyat dan harus dikelola sebaik-baiknya demi kepentingan rakyat menjadi dikuasai oleh para kapital.

Buruknya pengelolaan kepemilikan inilah yang selalu menjadi biang dari kemiskinan yang harus diderita oleh masyarakat, juga menjadi biang defisitnya anggaran negara.

Solusi Islam

Utang menjadi ancaman yang berbahaya jika dilakukan oleh sebuah negara. Negara akan tergadaikan kedaulatannya karena segala kebijakannya dapat dipengaruhi oleh negara pemberi utang. Untuk itu Islam memiliki mekanisme khas agar APBN-nya tidak defisit bahkan justru surplus. Untuk itu dalam bidang ekonomi Islam akan mengatur secara rapi kekayaan alam yang ada agar masuk pada posnya masing-masing. Islam memandang bahwa kekayaan alam adalah milik rakyat yang pengelolaannya tidak boleh diberikan kepada individu, sebagaimana hadis dari Rasulullah saw., "Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal, yakni air, padang rumput, dan api" (HR. Abu Dawud)

Kekayaan alam adalah milik rakyat, hasil pengelolaannya akan dialokasikan untuk kepentingan rakyat, seperti kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan bisa juga pemberian bantuan secara langsung bagi masyarakat yang membutuhkan, seperti modal untuk usaha atau bagi yang memiliki kebutuhan khusus seperti cacat dan seterusnya.

Kekayaan ini harus negara yang mengelolanya, negara akan mendistribusikan hasil pengelolaan ini secara cuma-cuma atau jika pun negara mengambil untung itu semata-mata untuk biaya produksi.

Sedangkan untuk kebutuhan negara, maka negara Islam atau Khilafah akan mendapatkannya dari harta milik negara seperti, kharaj, fai, jizyah. Selain itu, juga terdapat zakat yang khusus untuk delapan asnaf. Seluruh pemasukan ini akan dikelola oleh baitulmal dan akan didistribusikan sesuai dengan posnya masing-masing.

Dengan demikian maka pemasukan negara Khilafah akan jelas serta hak masyarakat bisa terpenuhi tanpa harus berutang sana-sini. Apalah Arti program yang hebat jika harus menggadaikan kehormatan dan kedaulatan negara.

Khatimah

Kesejahteraan tidak bisa diwujudkan hanya dalam hitungan bulan apalagi jika faktor lainnya terabaikan. Bagaimana masyarakat bisa sejahtera jika tidak ada kemudahan untuk mengakses pekerjaan? bagaimana masyarakat bisa mendapatkan makanan bergizi jika kemampuan daya beli mereka sangat rendah? Masyarakat yang sehat tidak bisa hanya diwujudkan dengan bantuan makanan bergizi dalam rentang waktu tertentu.

Hanya Islam yang mampu mewujudkan peradaban gemilang tanpa intervensi dari mana pun. Wallahu a'lam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor Narasiliterasi.id
Maftucha Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Penjara Maximum Security untuk Napi Spesial
Next
Sistem Zonasi, Hapus atau Terus?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Yuli Sambas
Yuli Sambas
6 months ago

Programnya bagus, tapi pendanaan salah satunya dari utang. Padahal Indonesia sangat bs mandiri tanpa utang, bahkan bukan hanya untuk membiayai semisal program MBG, tetapi lebih dari itu yakni mewujudkan kesejahteraan hakiki untuk setiap individu rakyatnya. Tentu jika negeri ini mau berlepas diri dari lingkungan sistem kufur kapitalisme dan beralih pada sistem Islam.

Mbak maftucha,,, barakallah Mbak.

Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
6 months ago

Bukannya tambah mensejahterakan dg adanya makan gratis yg ada malah menambah beban penderitaan rakyat...tambah bobrok aja nih sistem kapitalisme di negeri ini

Barakallah Mba Mafthuca, keren naskahnya memcerahkan

Maftucha
Maftucha
6 months ago

Jazakillah khoir sudah mampir Bunda Mimi

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram