Rajab Momentum Wujudkan Kemuliaan Kaum Muslimin

Rajab Momentum Wujudkan Kemuliaan Kaum Muslimin

Rajab adalah momen untuk memunculkan semangat baru menuju perubahan hakiki, yakni perubahan menuju sistem yang sahih yang bersumber dari Zat yang Maha Sempurna.

Oleh. Riani Andriyantih, A.Md.Kom.
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Dunia dirundung nestapa. Air mata bahkan nyawa terasa tak berharga. Malapetaka menimpa semesta. Umat masih terlelap dari tidur panjangnya, tercerai berai, terpecah belah tanpa penjaga.

Ah, masih terbuaikah kita dengan gemerlapnya dunia yang hanya fatamorgana. Problematik umat terus terjadi setiap detiknya. Kesempitan hidup menjadikan kita lupa akan tugas sebagai hamba. Berbagai kerusakan buah penerapan sistem kapitalisme sekuler tidak mampu memanusiakan manusia. Kesombongan menjadi biang kehancuran yang tidak ada habisnya.

Rajab, Perbanyak Amal Saleh

Kini, bulan Rajab kembali menyapa. Rajab salah satu bulan haram dari empat yang disebutkan. Bulan yang banyak peristiwa besar terjadi, menjadi bulan yang dimuliakan Allah Swt. Bahkan, Allah Swt. memerintahkan kita untuk memperbanyak melakukan amal saleh pada bulan ini. Sebab, Allah Swt. melipatgandakan balasan setiap amal yang dilakukan.

Baca juga: Maulid Nabi, Bukan Hanya Seremonial

Amal saleh yang memiliki keutamaan luar biasa yang dapat dilakukan adalah berdakwah. Mengemban misi mulia sebagai seorang pengemban dakwah, yang mana aktivitas mulia ini telah lebih dulu dilakukan oleh para nabi dan rasul. Mereka mengajak dan menyeru kepada yang hak, serta membangun kesadaran di tengah umat agar umat paham apa yang menimpanya akibat jauh dari syariat Allah.

Dakwah juga merupakan bentuk cinta kepada sesama sebagai bentuk kepedulian terhadap berbagai problematik yang menimpa. Aktivitas dakwah menjadi bagian dari upaya mensyiarkan Islam sebagai satu-satunya jalan hidup yang mulia. Sudah selayaknya Islam diterapkan kembali di tengah-tengah umat sebagai peta kehidupan dalam seluruh aspek agar dapat menyelamatkan kita dalam mengarungi kehidupan di dunia dan akhirat. Namun, amat disayangkan melihat kondisi umat Islam hari ini, banyak secara jumlahnya, tetapi bak tak berarti, bagai buih di lautan.

Status sebagai umat terbaik tampak belum terwujud. Kenyataannya, umat Islam tengah menghadapi krisis multidimensi, dampak dari ketidaktegasan dan ketidakmampuan pemimpin negeri dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala negara sehingga menimbulkan problem kehidupan yang berkepanjangan.

Satu Tubuh

Tentu lekat dalam pandangan bagaimana persoalan penjajahan Palestina saat ini masih menjadi persoalan besar yang belum usai. Palestina terus saja merana, tetapi dunia hanya mampu mengutuk tanpa pernah serius memberikan solusi hakiki. Padahal, delapan miliar penduduk dunia menyaksikan betapa kejinya genosida yang terjadi, tak terkecuali disaksikan oleh dua miliar penduduk muslim dunia. Demikian pula para pemimpin dunia, tak ada satu pun dari mereka yang berani mengirimkan tentara terbaiknya untuk membantu saudara kita di Palestina.

Di mana kemuliaan kaum Muslim saat ini? Di mana para pemimpin muslim hari ini? Padahal, Rasulullah saw. mengibaratkan bagaimana ukhuwah islamiah di antara kaum muslim dalam sebuah hadis bahwa kaum mukmin ibarat satu tubuh dalam saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi. Ketika ada salah satu bagian tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain pun turut merasakan sakit (HR Muslim).

Demikianlah, seharusnya yang dirasakan oleh kaum muslimin hari ini terhadap penderitaan saudara kita di Palestina. Bukankah kita semua merindukan kemuliaan Islam itu hadir kembali? Sungguh, menjadi hal yang mustahil dapat terwujud jika kita masih mempertahankan sistem buatan manusia yang rusak dan merusak, seperti sekularisme dan derivatnya. Sistem sekuler yang tampak jelas mengakibatkan malapetaka besar bagi kehidupan umat manusia. Sistem yang mengesampingkan aturan Sang Pencipta sebagai Zat yang Maha Pencipta sekaligus Zat yang Maha Pengatur dengan segala kesempurnaan-Nya. Sangatlah wajar banyak terjadi konflik di seluruh penjuru dunia ketika setiap orang hanya mengandalkan nafsunya untuk bebas menentukan hukum dan aturan kehidupan.

Rajab Momen Perubahan Hakiki

Kerusakan dan kesempitan hidup yang ditimbulkan oleh penerapan sistem sekuler dalam seluruh aspek kehidupan ini sudah selayaknya memunculkan semangat baru menuju perubahan hakiki. Perubahan menuju sistem sahih yang bersumber dari Zat yang Maha Sempurna. Suatu perubahan yang niscaya akan membawa rahmat bagi semesta alam yang hanya dapat diraih jika kita kembali kepada sistem Islam sesuai Al-Qur'an dan As-Sunah sebagaimana yang telah dicontohkan oleh baginda Rasulullah saw. dalam setiap tindakan, perkataan, dan perbuatannya. Akidah umat terjaga hingga terwujudnya kemuliaan. Lantas perubahan pun akan mengarah pada menjadikan Islam sebagai sistem yang paripurna dan diterapkan secara kaffah.

Sejatinya hal tersebut akan sangat mudah terwujud ketika adanya satu institusi yang dapat menyatukan umat dengan perasaan, pemikiran, dan peraturan yang satu, yaitu Daulah Islam yang mengikuti metode kenabian. Sebaliknya, akan terasa sulit mewujudkannya jika kita memperjuangkan sendiri kemuliaan tersebut. Maka dari itu, dibutuhkan kutlah dakwah (kelompok dakwah ideologis) yang mampu menjadi pelita, mencerdaskan umat, dan menyampaikan pesan cinta sesuai tuntunan Rasulullah saw., serta melalukan amar makruf nahi mungkar demi tegaknya Islam di muka bumi Allah agar rahmat dan pertolongan Allah menyertai di setiap langkah kaki kita.

وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Imran: 104)

Maka dari itu, Rajab sangat tepat dijadikan momen untuk mewujudkan perubahan hakiki. Wallahualam bissawab. []

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Riani Andriyantih Kontributor Narasiliterasi.Id
Previous
Ruang Bermain Ramah Anak: Kebutuhan yang Harus Merata
Next
Raih Amal Saleh, Wujudkan Kemuliaan Umat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga: Rajab Momentum Wujudkan Kemuliaan Kaum Muslimin […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram