Solusi Pelecehan Seksual di Sekolah

Solusi Pelecehan Seksual di Sekolah

Diterapkannya sistem hidup kapitalisme liberalisme menjadi biang kerok kerusakan yang terjadi, termasuk pelecehan di sekolah.

Oleh. Verawati, S.Pd.
(Kontributor Narasiliterasi.id)

Narasiliterasi.id-Sepertinya pemberitaan mengenai kasus pelecehan seksual di lingkungan sekolah tidak pernah surut. Seperti bergiliran saja antara satu tempat dengan tempat lainnya. Tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di desa dan pelosok. Mulai dari sekolah tingkat dasar (SD) hingga perguruan tinggi. Pelakunya adalah pendidik atau dosen dan murid sebagai korban.

Seperti baru-baru ini kasus pelecehan di lingkungan sekolah kembali terjadi. Seorang pendidik PJOK mencabuli 8 anak muridnya. Dilansir media tirto.id (06-03-2025), seorang pendidik Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di sebuah sekolah dasar di Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tega melakukan perbuatan keji mencabuli delapan pelajar yang menjadi anak didiknya. Aksi bejat pendidik olahraga ini diketahui telah berlangsung sejak korban berada di kelas 1 SD. Korban berjumlah delapan dengan usia 8—13 tahun.

Menambah Daftar Kasus Pelecehan

Kasus ini menambah panjang daftar pelecehan seksual di lingkungan sekolah. Hal ini tentu menambah buruk citra pendidikan di negeri ini dan kekhawatiran orang tua. Padahal sudah semestinya sekolah menjadi tempat aman dalam menimba ilmu serta menyiapkan generasi penerus bangsa dan pendidik sebagai sosok teladan.

Namun, justru saat ini banyak terjadi kekerasan dan pelecehan yang menghancurkan masa depan anak bangsa. Kenapa hal ini bisa terjadi dan apa solusi tuntasnya?

Fenomena Gunung Es Kasus Pelecehan

Ibarat gunung es yang hanya terlihat kecil di permukaan. Padahal sejatinya besar di bawah lautan. Demikian juga kasus pelecehan seksual di lingkungan sekolah. Hal ini bisa kita lihat data kasus yang terjadi di sepanjang tahun 2024 lalu. Dilansir oleh tempo.co (11-08-2024), FSGI mencatat sepanjang 2024 ada 101 korban kekerasan seksual dari delapan kasus di lembaga pendidikan. Angka itu terhitung dari awal tahun sampai menjelang perayaan HUT RI ke-79 ini.

Dari data di atas artinya kalau dirata-rata hampir setiap bulannya terjadi satu kasus. Praktisi pendidikan Bertholomeus Jawa Bhaga mengatakan, berdasarkan fenomena yang sering terjadi, tampak bahwa ada semacam hegemoni dan sikap superior pendidik. Mereka akan mengancam dengan tidak memberikan nilai pada anak didik (tirto.id, 06-03-2025). Bisa jadi ini adalah salah satu faktor. Tapi masih banyak faktor-faktor yang mendorong terjadinya pelecehan tersebut.

Faktor-Faktor Terjadinya Pelecehan Seksual

Pertama, secara individu lemah ketakwaannya. Takwa di sini adalah yakin bahwa perbuatannya akan dilihat oleh Allah Swt. dan takut akan siksaan. Meski tidak ada manusia lain yang akan mengetahuinya, tetapi dirinya tidak akan melakukannya. Dia pun akan berusaha untuk tidak berperilaku yang akan menjerumuskan pada pelecehan tersebut. Seperti, dia akan menjauhi tontonan pornografi, menjauhi teman atau lingkungan yang kotor, dan lain sebagainya.

Baca juga: Kejahatan pada Anak Akibat Pornografi

Namun, hari ini untuk mewujudkan adanya takwa sangat sulit. Sebab pelajaran agama yang diberikan di sekolah sangat sedikit porsinya. Sedangkan godaan dan informasi yang mengajak pada kemaksiatan begitu banyak. Media sosial yang marak hari ini memudahkan berbagai aktivitas kejahatan termasuk pelecehan. Akhirnya terciptalah individu-individu yang lemah dan menuruti nafsu syahwat.

Kedua, faktor lingkungan dan pendidikan yang liberal. Hari ini, kian hari lingkungan makin liberal. Baik di masyarakat umum maupun di sekolah. Hal ini ditandai semakin banyaknya norma agama yang ditinggalkan, kebebasan berperilaku dibiarkan, dan hilangnya kepedulian atau cuek satu sama lainnya.

Ketiga, peran negara. Di antara tugas negara adalah menyediakan berbagai fasilitas yang menghantarkan tercapainya out put pendidikan yang berkualitas. Dengan menyediakan kurikulum yang baik, fasilitas yang memadai, dan termasuk menyediakan pendidik yang cukup dan berkualitas. Sebagai upaya mewujudkan keamanan, bisa saja pendidik perempuan mengajar khusus murid perempuan dan pengajar laki-laki mengajar pada siswa laki-laki saja. Lebih dari itu, negara memberikan gaji yang tinggi.

Namun, nyatanya hari ini kondisinya tidak demikian. Pemerintah bahkan memotong anggaran untuk pendidikan. Kurikulum yang diterapkan juga bersifat liberal dan hanya fokus pada penyiapan lulusan yang siap kerja saja. Sedangkan aspek kepribadian dan agama tidak banyak diperhatikan. Demikian juga dengan nasib pendidik, banyak dari mereka yang gajinya sangat kecil jauh dari cukup. Jangankan untuk menikah, untuk menghidupi dirinya sendiri saja tidak cukup.

Kapitalisme Liberal Adalah Biang Kerok

Faktor-faktor di atas bukan faktor utama dari permasalahan pelecehan seksual di sekolah. Itu hanya efek dari diterapkannya sistem hidup kapitalisme liberalisme. Inilah biang kerok kerusakan yang terjadi termasuk pelecehan di sekolah. Dalam sistem hidup ini, agama dipisahkan dari kehidupan. Adapun kehidupan diatur oleh manusia. Kondisi ini melahirkan individu yang jauh dari takwa, masyarakat cuek, dan penguasa atau negara yang abai.

Kapitalismelah yang melegalkan adanya peredaran situs porno, pergaulan bebas, dan lain sebagainya. Sebab menurut pandangan kapitalisme, semua itu menguntungkan dan menghasilkan cuan yang banyak. Tak peduli kerusakan yang diakibatkannya.

Negara yang sekuler tidak lagi memperhatikan bagaimana dengan masalah ketakwaan, sikap cueknya masyarakat, dan juga bagaimana pencegahan yang komprehensif terhadap tindak kejahatan di masyarakat termasuk pelecehan seksual di sekolah. Kapasitas negara hari ini hanya sebagai regulator semata yang sering kali menguntungkan pihak kapitalis. Adapun rakyat hanya jadi korban.

Kapitalisme membuat orang hanya mengejar pemenuhan nafsu syahwat semata dengan menghilangkan halal dan haram dalam berbagai aspek kehidupan. Selama ada keuntungan maka akan dilakukannya. Seperti halnya film-film porno, peredaran narkoba, dan juga adanya tempat hiburan. Meski sudah jelas banyak mudaratnya, tetapi tetap saja ada, bahkan dilegalkan.

Islam Solusi Tuntas

Dalam sistem Islam, ada tiga pilar yang mengukuhkan dan menjadi solusi terhadap berbagai masalah, termasuk kekerasan seksual di sekolah.

Ketakwaan Individu

Ketakwaan akan menjaga individu dari berbagai perbuatan yang melanggar hukum meski hanya seorang diri. Dia yakin bahwa Allah selalu melihat dan memperhatikan setiap perbuatannya, serta akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Individu yang bertakwa akan menjaga diri dari hal-hal yang mengantarkan pada kemaksiatan. Menjauhi situs porno, menjaga pergaulan dengan lawan jenis, menjaga mata dan hatinya adalah hal-hal yang akan dilakukannya. Kemudian dirinya akan terus menambah keimanan dan ketakwaan dan beramal saleh. Dengan ketakwaan ini, akan mampu mengantarkan pada sosok pendidik teladan. Menjadi pendidik dalam pandangan Islam adalah sosok mulia dan amal yang tidak terputus-putus pahalanya.

Kontrol Masyarakat

Dalam masyarakat Islam, saling menjaga dan mengingatkan adalah sebuah kewajiban. Peduli terhadap sesama merupakan bagian dari wujud ketakwaan dan kasih sayang sesama. Jika ada yang melanggar hukum atau akan berbuat maksiat, maka akan segera diingatkan. Masyarakat pun akan saling memperhatikan satu sama lainnya, termasuk dalam lingkungan sekolah. Bahkan, dalam sekolah tingkat atas, akan ada seorang kadi yang mengawasi tindak kejahatan dan perselisihan.

Peran Negara

Negara dalam sistem Islam berfungsi sebagai pelaksana berbagai pelayanan umat. Negara akan memenuhi kebutuhan masyarakat dan menjauhkan rakyat dari hal-hal yang membahayakan.

Dalam pencegahan pelecehan seksual, negara akan menerapkan kurikulum yang berbasis akidah. Langkah ini diambil dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkepribadian Islam sekaligus menguasai sains dan teknologi. Menciptakan pendidik yang berkualitas adalah satu di antaranya.

Negara juga akan menyiapkan pengajar dan fasilitas sekolah yang terbaik serta mencukupi, juga memberikan gaji yang tinggi. Para pendidik dalam hal ini bisa hidup dengan tenang bersama istri dan anak-anaknya. Kalau pun tidak cukup dengan satu istri, Islam membolehkan untuk menambah lagi hingga empat.

Selain itu, negara akan melarang film-film porno dan tayangan lainnya yang merusak akal. Begitupun dengan narkoba, tidak akan diberi akses sedikit pun untuk beredar. Dalam masalah pergaulan, tidak diperbolehkan pengajar laki-laki berikhtilat (berduaan) dengan murid perempuan. Murid-murid diwajibkan menutup auratnya secara sempurna. Dengan semua langkah ini niscaya kasus pelecehan seksual akan dapat dihindari. Jika pun tetap terjadi, negara akan memberi sanksi yang tegas kepada pelakunya.

Penutup

Demikian Islam memiliki solusi atas maraknya pelecehan seksual di sekolah. Mustahil penyelesaian ini bisa diterapkan pada sistem kapitalisme saat ini. Satu-satunya jalan keluar yang menyelesaikan dan menenteramkan adalah dengan menerapkan sistem hidup yang berasal dari Allah Swt. secara kaffah. Wallahualam bissawab.[]

Disclaimer

www.Narasiliterasi.id adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  www.Narasiliterasi.id melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan www.Narasiliterasi.id. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Narasiliterasi.id
Verawati S.Pd. Kontributor Narasiliterasi.id
Previous
Minyak Oplosan Menyapa, Bumi Kehilangan Berkah
Next
Ukraina Menyetujui Gencatan Senjata
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga: Solusi Pelecehan Seksual di Sekolah […]

trackback

[…] Baca juga: Solusi Pelecehan Seksual di Sekolah […]

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram